Jokowi dalam Acara Live Event Presiden Pilihan Kita

Jokowi dalam Acara Live Event Presiden Pilihan Kita


Acara Live Event Presiden Pilihan Kita tanggal 10 Juli 2014 yang dipandu NajwaShihab, Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) mengungkap banyak kisah. Berikut kisah yang dituturkan Jokowi.

Crek Dung

Selama bersafari kampanye Pilpres 2014, Capres Jokowi tak jarang tiba terlambat di lokasi kampanye. Keterlambatan ini gara-gara sepanjang perjalanan rombongannya sering dicegat oleh massa massa dan 'dipaksa' keluar mobil.

"Puluhan kali dicegat di jalan," ungkap Jokowi dalam Mata Najwa di Metro TV, Kamis (10/7/2014).

Salah satu dari puluhan aksi pencegatan yang Jokowi ingat adalah saat dirinya dalam perjalanan darat keliling Jawa Timur. Ketika melintas di Trenggalek, jalan diblokade oleh massa yang langsung meminta dirinya keluar dari mobil.

"Ya cuma disuruh ngomong saja. Naik ke atas mobil menyapa warga," kenangnya sambil terkekeh-kekeh.

Dia menyadari tidak sepantasnya menolak warga yang mencegat di jalan. Sebab mereka adalah warga Indonesia yang ingin bertemu langsung dengan dirinya.

"Itu semua lokasinya nggak ada yang dalam planning (dijadwalkan untuk dikunjungi -red). Akhirnya terlambat sampai di tujuan," imbuh capres terpilih versi hitung cepat ini.

"Pernah di Jabar jam 3 pagi baru sampai, tapi semuanya (warga dan santri -red) masih komplit. Saya capek sekali waktu itu, sudah mau tidur di mobil. Tapi begitu pintu dibuka, ada crek-dung-crek-dung (suara rebana yang menyambutnya -red) marawis, jadi semangat lagi," sambung Jokowi.


Kabinet Jokowi Dibahas Setelah 22 Juli 2014

Capres Jokowi menegaskan hingga kini belum memikirkan susunan kabinet pemerintahannya kelak. Setelah ada putusan resmi KPU tentang hasil Pilpres 2014, dirinya bersama Cawapres Jusuf Kalla akan mulai merancangnya.

"Nanti setelah 22 Juli baru bikin oret-oretannya," kata Jokowi dalam Mata Najwa di Metro TV, Kamis (10/9/2014).

Capres terpilih versi hasil hitung cepat ini kembali menegaskan bila kabinet pemerintahannya akan berisi orang-orang yang profesional. Ada menteri yang berasal dari BUMN juga akademisi.


Tapi bukan berarti menutup peluang sama sekali bagi para kader partai politik koalisi pengusungnya dalam kompetisi politik Pilpres 2014. Sebab banyak kader parpol yang merupakan profesional di bidang kerjanya masing-masing.

"Tinggal seleksinya yang betul. Profesional artinya yang ditempatkan punya kompetensi, bisa mengelola kementerian yang ada mulai dari perencanaan, mengorganisasi orang-orangnya, mampu laksanakan, bisa mengontrol dan mengawasi. Detail dari prosesnya harus ada," jelas Jokowi panjang lebar.


#Rapopo Diserang Kampanye Hitam

Dari sekian banyak kampanye hitam yang menyerangnya dalam kampanye Pilpres 2014, hanya beberapa di antaranya yang Capres Joko Widodo tanggapi langsung. Ini karena dirinya tidak terlalu peduli terhadap fitnah itu.

Mengapa Jokowi tidak memperdulikannya padahal kampanye hitam itu sempat membuat elektabilitasnya anjlok drastis?

"Ya karena memang nggak apa-apa. Saya nggak mikirin," kata Jokowi menjawab pertanyaan mengapa dirinya selalu rapopo yang diajukan tweep melalui #tanyajokowi dalam Mata Najwa di Meto TV, Kamis (10/7/2104).

Capres terpilih versi hitung cepat ini mengaku memilih tidak terlalu memikirkan kampanye hitam justru agar masalahnya cepat selesai. Sebab bila fitnah dibalas dengan fitnah, maka yang terjadi adalah berbalas fitnah.

"Nggak rampung-rampung urusannya. Yang menyelesaikan adalah kita mengendalikan diri dan sabar," jelas Jokowi.

Usahanya mengendalikan diri adalah dengan memberi penjelasan langsung kepada warga tentang fitnah yang dia anggap keterlaluan. Seperti isu bahwa keluarnya komunis dan non-muslim.

"Saya kalau ketemu warga, ya saya jelaskan. Agar nggak ke mana-mana isunya," ujar capres yang diusung PDIP-NasDem-PKB-Hanura-PKPI ini.


Akan Coba Hubungi Prabowo

Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 telah berakhir, namun hasil quick count atau hitung cepat terdapat perbedaan pada lembaga survei. Untuk lembaga survei seperti JSI, IRC, dan Puskaptis memberi kemenangan kepada pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa. Sebaliknya, lembaga survei seperti Populi Centre, Litbang Kompas, SMRC, Cyrus, RRI, LSI, dan Indikator memberi kemenangan kepada pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla.

Menanggapi hal tersebut, Calon Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa dirinya belum sempat berbicara dengan rivalnya Prabowo Subianto untuk membicarakan perbedaan hitung cepat yang dikeluarkan oleh lembaga survei. Namun dirinya menyatakan akan segera menelepon apabila situasinya sudah dirasa memungkinkan.

"Ada rencana untuk menelepon, tapi karena ini kan beliau juga baru keluar kota. Kalau situasinya sudah memungkinkan, saya akan telepon ke Pak Prabowo, karena apa pun beliau adalah sahabat saya," ucap Joko Widodo saat menghadiri program acara Mata Najwa di Grand Studio Metro TV, Jalan Pilar Mas Raya Kav. A-D, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Kamis (10/7/2014) malam.

Pasangan Jusuf Kalla (JK) ini menyatakan bahwa hasil yang dikeluarkan oleh lembaga survei pada hitung cepat tersebut meleset dari perkiraan dia sebelumnya.

"Kalau hitung-hitungan lapangan yang saya selalu corat-coret, itu jaraknya kira-kira 8 sampai 12, tetapi ternyata kemaren kan hanya 5, jadi yaa meleset dikit laah. Biasanya hitung-hitungan saya itu tidak pernah meleset dari yang saya hitung, biasanya looh yaa, tapi ini meleset," ujarnya yang langsung disambut tepuk tangan penonton.

Saat ditanya prediksi hasil hitung cepat yang meleset dari hitung-hitungannya, mantan Walikota Solo ini mengaku bahwa dirinya masih belum mengetahuinya kenapa hal tersebut bisa terjadi. "Waaahh sampai detik ini tidak tahu saya," pungkas Jokowi.



Postingan populer dari blog ini

Video Hot: Goyang Mesum Siswa Siswi ABG SMP Heboh di Facebook

Karl Heinz Brandenbrug Penemu MP3

Kementrian Pendidikan Menanggapi Video Erotis 'Goyang Kimcil' Anak SMP